Jumat, 07 Oktober 2011

Rabu, 28 September 2011

Apa Kata Mereka Tentang Buku Ini

"Buku ini sangat inspiratif, membuka paradigma baru. Masih adakah cerita nyata PRT yang belum tersampaikan? Being honest, saya kapok punya pembantu dengan segala
masalahnya :) . Salut untuk Teddy yang terpikir untuk menulis buku yang menceritakan pembantu. Makin deh... penasaran sama buku keduanya nanti...mudah-mudahan gaya bahasanya sama seperti buku pertamanya, LUGAS!!!"
-- Vivie Novidia,
Director Numberone Broadcasting School / Penyiar STV Bandung

"Saya harap dengan membaca buku ini, kita semua ingat, bahwa PRT adalah saudara sebangsa dan setanah air yg kurang beruntung dibandingkan kita. Ajarilah diri kita dan orang-orang di sekitar kita menghargai PRT, supaya perilaku ini menjadi cerminan cinta kita terhadap bangsa kita sendiri dan pada akhirnya kita akan dihormati oleh bangsa lain juga."
-- Gemala Cempaka Hapsari, Mahasiswa S3 Perancis

"Nasib seseorang memang tidak ada yang mengetahuinya. Saya sendiri yakin tangan TUHAN tidak pernah salah, bisa saja terjadi ketika para Pekerja Rumah Tangga itu dengan tulus berbakti kepada kita dan TUHAN berkehendak mengangkat derajat mereka, keadaanpun berubah. Di keluarga kamipun kejadian seperti itu sudah pernah terjadi beberapa kali. Dimana sopir, pembantu kemudian sukses dan berubah hidupnya".
-- Madame Melanie Gobel, Pengusaha

"Kadang-kadang kita memang melewatkan cerita- cerita yang sebenarnya sangat dekat dengan hidup kita sehari-hari ... hahahah ini cerita seperti untuk mengingatkan sang majikan bahwa para pembantu rumah tangga sebenarnya juga punya masalah seperti
kita juga, yaaa... Penulis pun membeberkannya dengan santai dan jelas."
-- Cara Djalil,
Kepala Sekolah Kidsports Pondok Indah

Rabu, 21 September 2011

Kadang Bikin Emosi


Awalnya sempet ragu ikutan sharing ato ga karna kl dpikir byk cerita tidak enaknya ketimbang yg enak saat pakai pembantu, juga bisa jadi emosi saat membicarakannya, serta agak takut dibilang merusak nama baik kumpulan pembantu" nantinya hhahaha... Tp akhirnya saya pikir tidak apalah sharing disini, siapa tau ada ide atau inisiatif apa yg akhirnya bisa diambil di masa depannya agar lebih baik, karna saya lihat Pak Made Teddy Artiana sering menulis artikel ♑å♌g berbobot.

Pembantu yg benar sekarang sdh langka, banyakan ga benarnya, begitu pula yayasannya. Dimulai dr waktu pengambilan mrk di makelar atau yayasan, sampai yang sekongkol dgn yayasan agar mereka pulang setelah masa jaminan yg biasanya 3 bln selesai, atau saat minta ganti selalu dibilang tidak ada pengganti. Ada hal ♑å♌g agak konyol menurut saya,  mereka yang dipekerjakan,  masa calon majikan yang diinterview ?, anggota keluarga berapa, ada piaraan anjing atau tidak, rumahnya tingkat atau tidak, ada teman atau tidak, maunya dipekerjakan berdua dengan temannya. Gaji mau tinggi tanpa mereka sadar tinggal dgn kita, makan gratis, tidak bayar sewa rumah, sakit diobati. Tapi kerjanya asal, belum lagi yang suka nyolong makanan atau harta. Maksud saya disini, kita sebagai calon majikan saja belum mengenal mereka, tidak ada referensi (seperti di luar negri) dari majikan sebelumnya apakah mereka bekerja baik atau tidak, bagaimana tingkah laku mereka tapi kita (mau tidak mau) terima mereka di rumah kita dalam keluarga kita, bahkan untuk menjaga anak,  ygmana jg ada kasus" pembantu ♑å♌g menyiksa anak majikannya.

Pernah dapat pembantu  pemula yang tdk bisa apapun, kerja apa juga tidak rapi, malas, curi makanan, berbohong, tidak ada niat usaha tapi makannya segunung dan sering pula. Tapi dia bilang ke yayasannya tidak cukup makan ! Olala.... Padahal saya tidak pernah memisahkan makanan mereka,  tidak saya jatah pula.

Ada lagi yg baru saja sampai di rumah sudah bilang tidak betah minta balik, diminta tunggu sampai besok agar diambil oleh pihak yayasan, eh malah dia kabur, sampai akhirnya saya tidak dapat pengganti dan tidak mendapat kembali uang yang telah saya bayar. Untuk pengambilan pembantu saja, kisaran jumlah Rp. 800 rb, mungkin sekarang  1 (satu) juta ♑å♌g harus kita keluarkan dari kantong, Itu bukan jumlah ♑å♌g kecil menurut saya.

Banyak sekali tindakan mereka yang buat kesal dan marah, dan kalau sharing dengan teman"...smua juga mengeluhkan hal ♑å♌g sama. Memang kita membutuhkan mereka untuk mengerjakan hal" ♑å♌g tidak sempat kita kerjakan, tapi mereka juga butuh uang dari kita bukan ? Mereka beri tenaga, kita memberi mereka tak hanya gaji, tapi jg makan dan tmp tinggal.

Sering saya perhatikan jika ada kasus mencuat pembantu dianiaya majikan di dalam atau luar negri, seringkali majikan ♑å♌g disalahkan, tapi adakah mereka lihat dari sisi lain, mengapa mereka diperlakukan seperti itu ? Bukan berarti saya setuju mereka disiksa karna saya juga tidak pernah melakukan hal itu, tapi terkadang perbuatan mereka sendiri ♑å♌g menyebabkannya, bikin orang naik darah.

Seringkali pihak majikan dirugikan, tapi tidak pernah mendapat perlindungan ♑å♌g seharusnya.
Pernah saya baca ada semacam wahana perlindungan untuk para pembantu, tapi adakah wacana perlindungan bagi para majikan agar tidak selalu dirugikan ? Bukankah para majikan adalah pengguna jasa alias konsumen jg ?
Semoga bermanfaat...
Salam,
Lina

Pembantu vs Calon Dokter



Hii...
Aku pernah punya pembantu namanya Enah...tampangnya culun mirip boneka Afrika, rambutnya keriting, kulitnya hitam tp bodynya semok...
Diam2 menghanyutkan...pas dtg dia udh naksir anak tetangga yg calon dokter..so kalau ke warung pasti lewat rmhnya.
Suatu hari dia bikin pengakuan habis diperkosa sm tuh cowok. Cerita versi dia wkt air pam mati dia numpang mandi trs pas keluar lgs dibekap dan dikasih pil obat tidur selanjutnya terjadilah....
Kita panggil keduanya utk diinterogasi...cowok itu ngotot tdk bersalah..smtr si Enah membawa barang bukti Celana Dalam Bolongnya...aduhh jijik bgt.
Sampai akhirnya dia males2an gak mau gawe, muntah2, ternyata hamil...kita cecar siapa bpknya dia gak ngaku...
Akhirnya dia kabur dr rumah...ada tetangga yg lihat dia di pasar ciplak sm tukang bakso...cepat2 kita susul...ternyata benar dia dihamili tukang bakso langganan kami. Pantas kalo ke warung gak pulang2. Pas kami tanya," Knp nuduhnya Mas Budi (calon dokter) yg hamilin?" Dia cuma mesem2, "Biar anak sy ganteng dan jd dokter jg bu...".  "Dasar ndeso...tetap aja anak kamu rupanya mirip kamu & si Eno tukang bakso nah!".